by: Melia Rosa
terunduk aku
saat semua yang telah berubah dan menghilang
melihat satu per satu yang memudar
kadang mereka bercerita tentang indah dunia
saat ku sadar ku hanya menatap ke arah langit
di temani rumput yang menjadi alasku tertidur
dejenak ku pejamkan mataku
merasakan apa yang tak pernah ku rasa dengan hati
setiap jam , menit , detik ,dan selamanya
kau bercerita tentang dunia
kau pernah bersatu dengan gelapnya malam
membentuk gumpalan yang mulai menutup terik mentari
tuhan, kau ciptakan sebegitu indahnya keadaan ini
engkau timbulkan beberapa gumpalan yang selalu menyelimutiku
andai waktu bisa terulang kembali akan ku serahkan hidupku seutuhnya untukmu
awan itu sekan menyadarkanku betapa indah dunia ini di balik sebuah tangis
jerit , tangis , dan tawa telah menjadi satu bersama melebur
menghirup udara yang tak pernah hilang dan habis
kini ku seakan berada pada titik yang paling tinggi
andai suatu saat kau akan menjadi awan
awan selalu menemaniku di saat terbaik maupun terburuk
awan yang selalu melihatku dan mengerti yang terindah untukku
awan yang selalu menyimpan semua kisah kisahku
andai kau adalah awan ku ingin kau selalu menemaniku
sekilas tentang anganku
melayang bersama udara yang dingin
menanggis bersama tetesan hujan
dan terakhir ku ingin kau tetap berada di atas sana untuk menyimpan kisahku dengannya yang dulu
kini ku harus memudar bersamamu
memudar bersama ribuan kisah kita
awan itu membuatku mengerti arti ketulusan
tetap menemani tanpa ada yang peduli dan tetap berada di posisinya meski kerap kali di usir pergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar